GAK CUMAN MUDA MENDUNIA, TAPI MUDA KAYA RAYA!

Gak percaya? Dibaca dulu yah…

Ini adalah kisah nyata, semua data diambil dengan wawancara dan tidak ada rekayasa. Jadi, jangan sampek ada pertanyaan

“Bener gak yah?”

“Beneran gak sih?”

Ya benerlah?? Ya kali mau boong. Hehehe… (sengaja di bold biar jelas).

Sukses memang tidak pandang usia. Siapa sangka pemuda asal Banyuwangi ini mampu meraih kesuksesan di usia yang masih sangat muda. Siapakah gerangan?
Tenang saudara-saudara. Akan ada saatnya penulis lihatin muka orangnya. Sabar yah Pak, Bu’…

Kita mulai dengan pepatah kuno dulu yah 🙂

“Kualitas dan kesuksesan seseorang ditentukan dengan siapa Anda berteman”

Nah, kisah sukses sang pemuda ini juga dimulai dari seorang temannya. Ketika itu Udin sapaan akrab pemuda berusia 20 tahun ini sedang mengalami sakit parah. Menurut penuturannya, kala itu ia sedang tergolek lemah di rumah sakit karena ada 3 jenis penyakit yang menyerangnya secara bersamaan.  Demam berdarah, typus, dan asam lambung. (Gak usah dibayangin gimana penderitaan Udin kala itu).

Namun, pemuda yang satu ini pantang menyerah. Dia percaya bahwa setiap penyakit, setiap masalah pasti ada obatnya, tinggal bagaimana ikhtiar seorang hamba kepada Tuhan-Nya. Ditengah-tengah perjuangannya melawan sakit ditambah lagi dengan kondisi perekonomian keluarganya yang sedang krisis parah, Tuhan seolah menuntun jalan Udin. Tanpa sengaja ketika membuka BBM, ia melihat salah seorang teman memasang ­DP (display picture) snack yang kita kenal dengan nama Makaroni Bonju hehehe J Ia pun tertarik dan mencoba cari tau. Mulai dari browsing di google, stalking twitter, kemudian stalking lagi di IG @makaronibonju_id sampai kepoin website www.makaronibonju.com

Inget yah? “Sukses itu butuh PROSES, kalau tanpa proses itu namanya apa? DOORPRIZE” betul sekali hehehe 😀 Dan perlu kalian tau, stalking juga bagian dari proses lhooo…

Lihat kan? Bagaimana gigihnya usaha Udin. Stalking aja gak cuman di satu tempat, hahahaha :-D. Eitttss, belum sampai disitu. Perjuangan Udin yang sesungguhnya baru akan dimulai. Singkat cerita setelah dia cari tau mengenai Makaroni Bonju, akhirnya ia memantapkan diri untuk bergabung menjadi Agen Bonju area Banyuwangi. Diawal karirnya bersama Bonju ia sempat jatuh bangun. Hari pertama jualan dagangannya tidak ada yang laku sama sekali. Namun ia tak mau menyerah dengan nasibnya di hari pertama, ia-pun mencoba berusaha lagi di hari kedua. Gak tanggung-tanggung ia membawa dua kresek besar berisi 100pcs Makaroni Bonju ke kampus untuk ia jajakan.

“Malu gak Mas?” tanya saya.

“Malu banget. Malu sama keluarga, malu sama temen kampus juga. Apalagi hari pertama gak ada yang laku. Tapi kalau nurutin malu, kita gak akan maju.”

Perlahan usahanya memperlihatkan hasil. Secercah harapan datang di hari kedua, satu dua orang mulai mencoba mencicipi dan membeli makaroni bonju miliknya. Di hari-hari selanjutnya nasib Udin semakin baik berkat kerja keras yang ia lakukan. Teman-temannya berdatangan ke kelas untuk membeli Makaroni Bonju tanpa perlu ia berkeliling sampai jam 9 malam seperti hari sebelumnya. Dan kalian tau apa? Dalam 5 hari 300pcs dagangan Udin ludes terjual *Wooooww

Tunggu duluuu… bukan berarti ia langsung jadi jutawan yah… 😀
Perjalanan memang tidak selalu mulus. Terhitung di bulan kedua setelah bergabung menjadi agen Bonju, cobaan kembali menimpa dirinya. Ia difitnah dan dijatuhkan oleh rekan bisnisnya sendiri. Reseller yang awalnya berjumlah 25 orang pergi meninggalkan dirinya dan yang tersisa hanya 5 orang saja. Promosi terasa begitu susah ditengah desas desus yang berkembang di lingkungannya. Tapi bukan Udin namanya kalau ia putus asa dan menyerah. Ditinggal kedua orangtuanya merantau selama 9 tahun dan ia harus hidup sendiri di Banyuwangi membuatnya menjelma menjadi sosok yang mandiri dan tangguh. Ditengah kondisi bisnisnya yang sedang jatuh tersebut ia terus berusaha untuk bangkit. Karena kehidupan ibarat sebuah roda yang terus berputar. Dimanapun posisi kita sekarang, menjadi sebuah kewajiban untuk terus bergerak agar kita tidak terlindas olehnya. Meski jika diingat-ingat begitu menyakitkan, tapi ia banyak belajar dari kejadian tersebut.

Semenjak itu, ia kemudian membuat sebuah sistem untuk membentengi bisnisnya agar bisa bertahan. Ia percaya bahwa sebuah bisnis yang baik harus memiliki sistem yang baik pula. Dan tentunya ia tidak sendiri. Ia dibantu oleh tim (sebutan untuk orang-orang terdekat yang membantunya) yang tanpa berhenti memberikan support hingga bantuan do’a yang kemudian mengantarkan  dirinya bisa berada pada titik ini. Titik dimana ia mampu membiayai kuliahnya sendiri, membantu keluarganya terlepas dari hutang-hutang, dan tentunya ia juga sudah bisa berkeliling ke beberapa negara di Asia. Sampai detik artikel ini dimuat, Udin sedang berada di Singapura untuk kunjungannya yang kesekian kali ke negara tetangga tersebut.

Wahhh gak bisa ketemu dan tanya-tanya langsung nih….
Tenang, Udin udah nitipin tips kok buat kalian semua agar bisa sama-sama meraih kesuksesan.

Prinsip LimaSA ala Udin:

  1. memakSA, bukan memaksa orang lain yah 😀 Tapi makna memaksa disini adalah memaksa diri kita sendiri untuk mau bekerja keras menuju sukses. Seperti Udin, meski berjualan awalnya bukan passion dia, namun ia memaksa dirinya untuk bisa berjualan.
  2. terpakSA, setelah memaksa diri untuk mau menuju sukses, saatnya untuk terpaksa berjuang atas apa yang telah kita pilih. Terpaksa disini lebih kita artikan sebagai bentuk tanggungjawab atas pilihan kita.
  3. terbiaSA, kemudian cinta datang karena terbiasa *ehhhhhh apasih 😀 Maafin yak agar baper 🙂 Terbiasa disini adalah tahap ketika kita udah melalui step 1 dan 2. Yakin deh kalau udah dijalanin meski awalnya harus dipaksa dan terpaksa, lama-lama akan terbiasa.
  4. biSA, nah kita udah sampai di tahap leha-leha nih 🙂 Tahap dimana setelah terbiasa kalian menjadi bisa.
  5. luar biaSA, hingga akhirnya setelah melalui beberapa tahapan tersebut kalian akan menjadi sosok yang luar biasa

Sampai disini dulu yah 🙂 Yang mau tanya-tanya ke Udin bisa langsung hubungi kontak yang tertera dibawah ini 🙂 Inget modusnya pelan-pelan yah jangan serampangan, *Ooppppss Hahahaha 😀